TimesAsiaNews.com | Permainan Latto-latto yang menjadi trendi bagi kalangan masyarakat Indonesia saat ini tidak saja untuk anak-anak, orangtua pun asik menyempatkan permainan yang menghasilkan suara benda beradu ini, bahkan bisa dibuat menjadi sebuah nada.
Kembali viralnya mainan anak tempo dulu, Lato-lato yang pernah membuming pada tahun 1970 an ini, dimanfaatkan Komunitas Pemuda Desa Kwadungan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, menggelar Perlombaan.
Komunitas Pemuda tersebut mengadakan lomba Lato-lato di Pendopo Aji Saka Desa Setempat. Sebanyak 42 anak mengikuti dengan antusias lomba yang digelar pada, Ahad (29/01/2023).
Untuk menjaga keamanan agar tidak terjadi benturan yang mengenai wajah, para peserta menggunakan Helm. Peserta memainkan Lato-lato sambil berjalan melingkar, peserta yang paling lama bertahan menjadi pemenang.
Adapun bagi anak yang berhasil menang akan memperebutkan trofi dan bingkisan yang disediakan oleh panitia penyelenggara.
Disampaikan Kepala Desa Kwadungan, Kacamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Abdul Kamid, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengurangi kecanduan gadget pada anak-anak.
“Dengan adanya aktivitas seperti ini, anak-anak menjadi tidak mager (malas bergerak), fisiknya tambah sehat, kreatifitasnya akan muncul dan bisa mengurangi penggunaan gedget dan sejenis mainan elektronik lainnya,” pungkas Abdul Kamid, mengutip duta. Senin (30/1/2023).
Konon permainan yang dapat menyebabkan cidera jika tidak berhati-hati ini berasal dari Amerika Serikat yang terinspirasi oleh eskimo yo-yo, yakni mainan tradisional budaya asli Alaska.
Permainan yang sempat redup bahkan nyaris ilang ini semakin dipopulerkan, bahkan sejumlah wilayah dan pemerintah daerah sempat mengadakan perlombaan Lato-lato bagi kalangan anak-anak. (*/asianews)








