TimesAsiaNews.com | Manado – Akibat Banjir bandang hingga longsor di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) saat menyebabkan 400 rumah terendam, sebanyak 3.013 kepala keluarga (KK) atau 9.382 jiwa.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sabtu (28/1/2023), ratusan rumah terendam banjir itu tersebar di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir yang terjadi berkisar 80-300 sentimeter itu merenggut satu korban jiwa.
Sementara bencana longsor, telah berdampak pada 63 KK dan tersebar di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan di Manado. Akibat longsor ini empat korban jiwa dan 3 warga luka-luka. Sedangkan rumah rusak akibat longsor sebanyak 53 unit dan juga 1 tempat ibadah.
“Telah di tempatkan di lokasi pengungsian berJumlah 1.021 orang,” kata Kabid Penanganan Darurat BPBD Manado Angelina J Bajodo kepada awak media Sabtu (28/1).
Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa. Selanjutnya di Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.

Angelina tidak menampik, laporan yang diterima ada dua warga yang sempat terseret arus banjir di Kelurahan Pandu pada Jumat (27/1). Satu orang berhasil diselamatkan, namun satu lainnya meninggal dunia.
“Korban hanyut di (Kelurahan) Pandu yang selamat Billy Makaontol, sementara satu meninggal bernama Agus Manumpil,” ucapnya.

Sementara empat korban jiwa tertimbun longsor diketahui merupakan warga di Kelurahan Kairagi Weru Lingkungan 2, Kecamatan Paal 2. Keempat korban masing-masing bernama Stansye Tomas (70), pria bernama Jemmy Moniaga (56), dan wanita bernama Magdalena Soda (67), serta bocah Frizenli Arabaan (8).
“Total korban meninggal dunia (akibat banjir dan longsor) lima orang,” tambah Angelina.
Untuk diketahui, banjir hingga longsor melanda beberapa wilayah di Kota Manado disebabkan oleh guyuran curah hujan dengan intensitas tinggi pada Jumat (27/1). Akibatnya, sejumlah warga terdampak pun dievakuasi. (dtksulsel/asianews)








